Kamis, 22 Mei 2014

TUGAS ETIKA PROFESI




Teknologi informasi merupakan teknologi yang selalu berkembang baik secara revolusioner (seperti perkembangan dunia perangkat keras) maupun yang lebih bersifat evolusioner (seperti yang terjadi pada perkembangan perangkat lunak). Hal itu mengakibatkan bahwa pekerjaan di bidang teknologi informasi menjadi suatu pekerjaan di mana pelakunya harus terus mengembangkan ilmu yang dimilikinya untuk mengikuti perkembangan teknologi informasi tersebut. Artinya, seseorang yang sudah sampai pada level ahli di satu bidang pada saat ini, bisa ketinggalan pada bidang yang sama di masa depan jika tidak mengikuti perkembangan yang ada.

A. Peningkatanan Profesionalisme
Dalam menjalakan profesinya, seseorang yang bekerja dalam bidang TI harus memiliki beberapa persyaratan profesionalisme, seperti :

1.         Dasar ilmu yang kuat dalam bidangnya sebagai bagian dari masyarakat teknologi dan masyarakat ilmu pengetahuan di abad 21.
2.        Penguasaan kilat-kilat profesi yang dilakukan berdasarkan riset dan praktis, bukan hanya merupakan teori atau konsep-konsep belaka.
3.           Pengembangan kemampuan professional berkesinambungan. Profesi di bidang teknologi informasi, merupakan profesi yang berkembang terus-menerus dan berkesinambungan sehingga para pemain di dalamnya harus proaktif dan tidak boleh pasif dalam menyikapi perkembangan tersebut.
                Dengan adanya persyaratan profesionalisme tersebut, perlu adanya paradigm baru untuk melahirkan tenaga-tenaga professional yang dimiliki kepribadian matang dan berkembang, penguasaan ilmu yang kuat, keterampilan untuk membangkitkan minat serta peserta didik kepada sains dan teknologi dan pengembangan profesi secara berkesinambungan. Keempat aspek tersebut merupakan satu kesatuan tuh yang tidak dapat dipisahkan dan ditambah dengan usaha lain yang ikut memengaruhi perkembangan profesi yang professional.

Beberapa hal yang dapat dikategorikan sebagai penyebab rendahnya profesionalisme pekerja di bidang TI, antara lain:

1.   Masih banyak pekerja di bidang TI yang tidak menekuni profesinya secara total atau hany sekedar sambilan
2.   Belum adanya konsep yang jeas dan diterdefinisi tentang norma dan etika profesi pekerja di bidang TI.
3.   Masih belum ada (menerut pengamatan penulis ) organisasi professional yang menangani para professional di bidang IT.

Profesionalisasi harus di pandang sebagai proses yang terus-menerus. Dalam proses ini, pendidikan prajabatan, pendidikan dalam jabatan termasuk penataran, pembinaan dari organisasi profesi, penegakan kode etik profesi, sertifikasi, peningkatan kualitas pekerja, imbalan, dan sebagainya, secara bersama-sama menentukan pengembangan profesionalisme pekerja di bidang teknologi informasi.



B. Mempersiapkan SDM

Bidang teknologi informasi tergolong bidang baru dibandingkan dengan bidang-bidang pekerjaan lainnya. Hal itu menyebabkan terjadinya kelangkaan sumber daya manusia dan tenagan kerja di bidang ini. Untuk mengatasi kelangkaan tenaga kerja tersebut, perlu dilakukan langkah-langkah terpadu untuk mempersiapkan sumber daya manusia di bidang tersebut sejak dini. Apalagi Indonesia yang dikenal sebagai pengirim tenaga kerja terlatih.
Beberapa hal yang telah dilakukan di Indonesia antara lain adalah membuka berbagai program pendidikan di bidang teknologi informasi seperti misalnya:

1. Program sekolah 2000
program sekolah 2000 merupakan sebuah program yang diselenggarakan oleh asosiasi penyelenggara jasa internet internet Indonesia yang bertujuan untuk menjaring sekolah-sekolah di seluru Indonesia dengan internet. Dengan program tersebut maka diharapkan pelajar di Indonesia sudah membuka akses informasi dan pengetahuan yang tidak terbatas dengan dunia luar.
2. Program SMK Teknologi Informasi
Sekolah menengah kejuaran merupakan sekolah yang bertujuan mencetak tenagan kerja yang siap pakai dalam kegiatan operasiona. Adanya SMK TI, diharapkan bahwa lulusan SMK dapat dikaryakan secara professional di bagian-bagian seperti operator, technical support, help desk atau web designer.
3. Program Diploma Teknologi Informasi
Hampir sama dengan SMK, program diploma ini juga diharapkan menjadi tenaga kerja yang siap digunakan dan terampil di bidangnya. Banyak perusahaan menginginkan tenaga kerja yang siap pakai, tetapi lebih berpengalaman seperti yang diharapkan pada level ini.
4. Program pendidikan sarjana teknologi informasi
Program pendidikan sarjana, menghasilkan lulusan yang tidak hanya terampil, tetapi dilengkapi dengan kemampuan analisis dan perancangan system yang kuat. Program sarjana tidak hanya melakukakan seseorang dengan kualitas proframmer, tetapi diharapkan juga mampu menghasilkan insane-insan software enginer yang baru.
Selain tingkat pendidikan dormal seperti di atas, perlu di lakukan kegiatan-kegiatan pendidikan non formal seperti misalnya kursus-kursus bidang TI, sampai pada sertifikasi. Tetapi, pendidikan dalam bentuk training umumnya cukup mahal. Oleh karena itu, perlu dikembangkan paket-paket pelatihan yang terjangkau. Dalam hal ini, peran pemerintah sangat diperlukan dalam rangka membantu proses pendidikan tersebut baik dari sisi penguarangan biaya pendidikan maupun penambahan fasilitas yang lebih memadai.


C. Menjadi Profesional dengan sertifikasi
Harus diakui, bahwa profesi di bidang teknologi informasi merupakan profesi yang tergolong baru di antara profesi-profesi yang lain, seperti kedokteran, guru dan sebagainya. Tentu banyak tantangan yang akan dihadapi oleh pelaksana profesi tersebut. Sebagai contoh, tantangan bagi mereka yang terlibat dalam pengembangan situs web adalah membangun situs yang komunikatif dan user friendly, serta tepat guna. Artinya, pengembang situs web harus mampu memilah, memilih dan mengimplementasikan keterampilan, seni, teknologi baik perangkat keras maupun perangkat lunak untuk keberhasilan pengembangan tersebut. Untuk itu, perlu dilakukan standardisasi dari sebuah profesi agar pelaku profesi tersebut dapat mempertanggungjawabkan kemampuannya dalam menjalakan pekerjaannya.
Sertifikasi merupakan salah satu cara untuk melakukan standarisasi sebuah profesi. Atau paling tidak, sertifikasi merupakan lambang dari sebuah profesionalisme. Beberapa alasan tentang pentingnya sertifikasi untuk professional di bidang teknologi informasi, antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.   Bahwa untuk menuju pada level yang diharapkan, pekerjaan di bidang TI membutuhkan expertise atau kepakaran tersebut akan didapatkan jika seorang pelaku profesi mampu menguasai secara mendalam sampai ke akar-akarnya penguasaan secara mendalam tersebut dapat dibuktikan melalui sertifikasi karena untuk menuju sertifikasi ada proses ujian atau tes yang tidak mudah dan memenuhi standar tertentu.
2.   Bahwa profesi dibidang teknologi informasi, dapat dikatakan merupakan profesi menjual jasa, dan bisnis jasa bersifat kepercayaan. Prospek dari profesiini terletak pada kepercayaan masyarakat zaman ini terhadap orang-orang  yang terlibat di dalamnya. Kepercayaan tersebut akan semakin kuat jika bukti keahlihan dari seseorang di bidang teknologi informasi dapat ditunjukan dengan adanya sertifikasi yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi yang bertaraf internasional. Sebenarnya dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, serta kemudahan mendapatkan pengetahuan lewat internet di satu sisi sangat membantu mereka yang ada di profesi-profesi ini dalam menambah kemampuan untuk berkerja dan berinovasi . Namun, terkadang orang membutuhkan suatu bukti konkrit yang dapat angsung diketahui sehingga menambah terhadap pelaku profesi tersebut.

Berikutnya beberapa manfaat yang bisa diperoleh dengan melakukan sertifikasi antara lain:
1.   Ikut berperan dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih professional
2.   Pengakuan resmi pemerintah tentang tingkat keahlihan individu terhadap sebuah profesi.
3.  pengakuan dari organisasi profesi sejenis, baik pada tingkat regional maupun internasional
4.  Membuka akses lapangan pekerjaan secara nasional, regional maupun internasional
5.  Memperoleh peningkatan karier dan pendapatan sesuai perimbangan dengan pedoman skala yang diberlakukan

Standardisasi dan sertifikasi dapat dilakukan oleh badan-badan resmi yang ditunjuk pemerintah atau dilakukan juga oleh industry secara langsung atau yang sering disebut vendor certification. Pada kenyataannya, memang industrialah yang lebih mengetahui kebutuhan tenaga kerja atau sumber daya manusia yang sesuai untuk mereka.
Selanjutnya dari sisi jenis sertifikasi yang berkembang dewasa ini, mengarah pada dua klasifikasi sertifikasi yaitu sertifikasi berorientasi produk dan sertifikasi yang berorientasi produk dan sertifikasi yang berorientasi pada jenis pekerjaan yang akan dibahas pada bagian dibawah ini.


1. Sertifikasi berorientasi produk
Selama ini Sertifikasi internasional untuk profesi di bidang IT hanya dikenal di lingkungan yang relative terbatas dan biasanya dikeluarkan berkaitan dengan produk perangkat lunak atau perangkat keras dari perusahaan tertentu seperti Microsoft, Oracle, Cisco, dan lain-lain. Pelaksanaan sertifikasi hanya diselenggarakan oleh perwakilan lain. Pelaksanaan sertifikasi hanya diselenggarakan oleh perwakilan perusahaan tersebut di Indonesia ataupun lembaga yang ditunjuk sebagai afiliasi, dengan biaya yang cukup mahal bagi calon tenaga IT di Indonesia. Berikut adalah beberapa contoh sertifikasi yang berorientasi pada produk:

a.  Sertifikasi Microsoft
Microsoft sebagai salah satu perusahaan perangkat lunak terbesar saat ini, memberlakukan sertifikasi dengan label Microsoft certified professional (MCP)
Beberapa paket yang bisa diambil dalam MCP ini antara lain, adalah:
MCDST
Microsoft Certified Desktop Support Technicians (MCDSTs)
Merupakan sertifikasi untuk technical and customer service skills yang mampu melakukan troubleshoot pengoperasian perangkat keras dan perangkat lunak yang berhubungan dengan lingkungan Microsoft Windows.
  MCSA
Microsoft certified system administrators (MCSAs)merupakan sertifikasi untuk administrator jaringan yang berada dalam lingkungan platform Microsoft windows terdapat dua spesialisasi MCSA: messaging dan MCSA: security
  MCSE
Microsoft Certified System Engineers merupakan sertifikasi untuk design dan implementasikan infrastruktur berbasis windows dan Microsoft servers software. Terdapat dua spesialisasi ini yaitu MCSE: messaging dan MCSE: security
MCDBA
Microsoft Certified Database Administrator (MCDBAs) merupakan sertifikasi untuk design, implementasikan dan administer database berbasis pada Microsoft SQL server database
MCT
Microsoft Certified Trainers (MCTs) adalah sertifikasi untuk kualifikasi instruktur, certified by Microsoft untuk melakukan pelatihan-pelatihan perangkat lunak Microsoft
  MCAD
Microsoft Certified Applicaton Developers (MCADs) menggunakan teknolgi Microsoft untuk melakukan pembagunan dan pemeliharaan departemen di level applications, components, web atau desktop clients, sampai pada back-end data services.
  MCSD
Microsoft Certified Solution Developers (MCSDs) merupakan sertifikasi untuk melakukan design dan membangun leading-edge business solution dengan menggunakan Microsoft development tools, technologies, platform, dan arsitektur windows.
≥Office Specialist
Microsoft Certified Specialists (office Specialists) dibutuhkan untuk menunjukan kemampuan pengguna Microsoft desktop software untuk kepentingan perkantoran.

b.  Sertifikasi Oracle
Oracle sebagai salah satu perusahaan pengembang database termuka di dunia, menawarkan tiga jenis sertifikasi sebagai berikut:
OCA (Oracle Certified Associate)

→ OCP (Oracle Certified Professional)

→ OCM (Oracle Certified Master)

Tiga level sertifikasi di atas menunjukan tingkat keahlihan yang dimiliki oleh pemegang sertifikasi. Sebagai contoh, untuk mendapatkan OCP seseorang harus mampu dan menguasai konsep serta aplikasi database dengan oracle, seperti misalnya:
  Konsep-konsep dasar, Initialization parameter, data dictionary views, sintaks SQL dan pemodelan relasi antartabel.
  produk-produk Oracle database server yang mencakup cara-cara koneksi ke database service
  Creating Oracle database. Oracle data types, mengelola table, mengelola index, mengelola cluster, index-organized tables.
  mengelola user, mengelola keamanan, mengelola profile.
  Aspek teoritis basisdata
  memformat keluaran, constraints, menulis executable statements, implicit cursors, dan exeption handling
  Struktur Oracle untuk recovery
● Isu-isu tambahan seperti Tunning Overview, oracle aert, trace files, dan events.
● isu-isu jaringan dengan oracle

Dari berbagai materi yang disyaratkan bagi sertifikasi ocp diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk mendapatkan sertifikasi ocptersebut, seseorang harus benar-benar menguasai Oracle dari pengenalan awal sampai pada level expert seperti troubleshoot dan security.


2. Sertifikasi berorientasi Profesi
Selain sertifikasi internasional yang berorientasi produk, terdapat juga sertifikasi yang tidak berorientasi pada sebuah produk perangkat lunak atau perangkat keras tertentu, di mana seorang profesi  IT diuji kompetensinya sebagai seorang ahli di bidang IT dan diakui banyak Negara.
Beberapa contoh institusi yang menyelenggarakan sertifikasi yang berorientasi pada pekerjaan ini antara lain adalah:

a. Institute for Certification  of Computing Professionals
Institute for Certification of Computing Professionals (ICCCP) adalah sebuah Badan Sertifikasi Profesi Teknologi Informasi di Amerika Serikat yang melakukan pengujian terhadap 19 bidang minat tersebut antara lain adalah  Bussines Information Systems, Communications, Data Resources Management, Office Information Systems, Software Engineering, System development, System Security Subject, Oriented Analysis and Design, Internet, dan lain-lain.
Sertifikasi yang didapat daari pengujian 19 bidang minat tersebut akan menghasilkan sertifikasi sseperti misalnya:
1. CDP (Certified data Processor)
Merupakan sertifikasi untuk para professional yang memiliki orientasi pekerjaan  pada bidang pemrosesan data.
2. CCP (Certified Computer Programmer)
Merupakan sertifikasi untuk para professional yang bekerja sebagai proframmer.
3. CSP (Certified Systems Professioanl)
Merupakan sertifikasi untuk para professional yang bekerja pada bidang analisis desain dan pengembangan system berbasis komputer.

b. Institute for Certification of Computing Professionals
CompTIA adalah Asosiasi Industri Teknologi Komputer di Amerika beranggotakan antara lain: Microsoft, Intel, IBM, Novell, Linux, HP, dan Cisco.
Asosiasi tersebut menentukan kurikulum training dan ujian sertifikat internasional berorientasi pekerjaan di berbagai bidang. Perkerjaan-pekerjaan yang disertifikasi pada lembaga ini cukup bervariasi, misalnya Network Support, Computer Technical dan lain-lain.
1. A+ (Entry-Level Computer Service)
Merupakan sertifikasi untuk para professional yang memiliki orientasi pekerjaan di bidang teknisi komputer (entry level).
2. Network + (Network Support and administration)
Adalah sertifikasi untuk para profesioanl yang memiliki orientasi pekerjaan di bidang jaringan komputer.
3. Security + (Computer and Information Security)
Adalah sertifikasi untuk para professional yang memiiki orientasi pekerjaan di bidang keamanan komputer.
4. HTI+ (Home Technology Installation)
Adalah sertifikasi  untuk para professional yang bekerja di bidang instalasi sampai pada pemeliharaan dan teknisi home technology.
5. IT Project+ (IT Project Management)
Adalah sertifikasi untuk para professional yang memliki orientasi pekerjaan dalam manajemen proyek di bidang teknologi informasi.


3. Hambatan Pelaksanaan Sertifikasi
Sering kali dalam perkembangannya pelaksanaan sertifikasi menemui hambatan-hambatan. Beberapa alasan yang dapat menghambat keputusan pengambilan sertifikasi antara lain:

a. Biaya yang Mahal
Sekali mengikuti ujian untuk mendapatkan sertifikasi yang bertaraf internasional, dibutuhkan biaya ± 150 USD.
b. Kemampuan yang Kurang Memadai Terhadap Penguasaan materi Sertifikasi
Di samping  biaya, tentunya dibutuhkan juga pengetahuan dan kemampuan di atas rata-rata di bidang teknologi informasi untuk bisa dinyatakan layak menyandang sertifikat internasional tersebut.

Melihat besarnya biaya sertifikasi serta tingginya standar pengetahuan yang dituntut dari seorang profesioanl di bidang teknnologi informasi untuk mendapatkan sertifikasi internasional maka perguruan tinggi dituntut untuk menghasilkan lulusan yang memenuhi kualifikasi profesi TI tersebut.
Di samping itu, untuk mereduksi biaya sertifikasi yang cukup mahal, diperlukan badan sertifikasi di Indonesia yang mendapat pengakuan Internasional untuk  dapat menyelenggarakan ujian sertifikasi dengan biaya rupiah yang terjangkau sehingga bisa menghasilkan tenaga kerja professional di bidang TI yang berkualitas dan diakui secara internasional.

1 komentar:

  1. Casino & Hotel Reno-New Buffalo Hotel
    Welcome to the new 동두천 출장안마 Buffalo Hotel! Enjoy our spacious suites and 남원 출장샵 more than 1,300 slot 남양주 출장안마 machines. View the review, compare 김제 출장샵 room types and find the best 안양 출장안마 rate.

    BalasHapus